Transformasi besar terjadi di Bandara Douw Aturure Nabire, Papua Tengah. Runway atau landasan pacu bandara ini telah mengalami perpanjangan signifikan, dari sebelumnya 1.600 meter kini menjadi 2.500 meter. Proyek ini selesai pada akhir 2024 dan menjadi langkah strategis untuk mendukung peningkatan arus transportasi udara di kawasan Papua Tengah yang kian berkembang.
Tak hanya panjang runway yang diperluas, Pemerintah Provinsi Papua Tengah juga telah merencanakan pelebaran landasan pacu dari 30 meter menjadi 45 meter. Langkah ini bertujuan agar pesawat berbadan lebar seperti Boeing 737 seri 800 dan 900 dapat beroperasi secara optimal di bandara ini, baik dari sisi efisiensi maupun keselamatan penerbangan.
Kepala Bidang Perhubungan Udara Dinas Perhubungan Papua Tengah, Samuel Ricky, menyebut bahwa ukuran runway lama, yakni 1.600×30 meter, sangat membatasi jenis pesawat yang dapat mendarat di Nabire. Selama ini, hanya pesawat jenis ATR atau Boeing seri kecil yang dapat beroperasi, dan itupun dengan pembatasan muatan.
“Kini dengan perpanjangan menjadi 2.500×30 meter, pesawat Boeing 800 dan 900 sudah bisa mendarat penuh. Tapi untuk menunjang operasional pesawat berbadan lebar secara optimal, pelebaran runway ke 45 meter sangat penting,” ujarnya dalam acara Nabire Menyapa yang disiarkan oleh RRI Nabire, Jumat (13/6/2025).
Pembangunan infrastruktur tersebut telah dilaporkan oleh Pemerintah Daerah Papua Tengah ke Kementerian Perhubungan untuk dilakukan verifikasi teknis. Tim teknis dari pusat juga telah melakukan inspeksi lapangan dan memberikan sejumlah masukan teknis, yang saat ini sudah ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah.
Tak hanya itu, koordinat runway baru telah diajukan ke Direktorat Bandara dan dijadwalkan mulai berlaku efektif pada 10 Juli 2025. Data tersebut juga telah dimasukkan dalam sistem publikasi navigasi penerbangan internasional (AIP), sehingga maskapai penerbangan sipil di dalam maupun luar negeri kini memiliki referensi resmi untuk menjadikan Nabire sebagai tujuan atau transit.
Dampak positif dari pengembangan ini sudah mulai terlihat. Sejumlah maskapai nasional mulai menunjukkan minat untuk membuka rute baru ke Nabire. Salah satu yang terdepan adalah Batik Air, yang sudah melakukan asesmen lapangan pada akhir Mei 2025 lalu.
Rute penerbangan baru yang direncanakan oleh Batik Air adalah Makassar–Timika–Nabire dan sebaliknya. Kehadiran rute ini akan membuka peluang lebih besar untuk konektivitas udara, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi, pariwisata, dan logistik di wilayah Papua Tengah.
Pemerintah Provinsi Papua Tengah menilai pengembangan Bandara Douw Aturure sebagai langkah strategis untuk membuka keterisolasian wilayah, sekaligus memperkuat posisi Nabire sebagai simpul transportasi regional. Ke depan, bandara ini diproyeksikan menjadi salah satu titik penting konektivitas udara di Papua.
Dengan perpanjangan dan rencana pelebaran runway ini, Nabire kini berada di jalur yang tepat untuk menjadi pusat pertumbuhan baru di Papua Tengah—terbuka, terhubung, dan siap menyongsong masa depan.
Penulis: Tim Media Konstruksi
Untuk mengetahui berita lainnya Baca di: www.mediakonstruksi.id/berita/, www.mediakonstruksi.id/info/